Abrasi gigi disebabkan oleh gaya friksi
(gesekan) langsung antara gigi dan objek eksternal, atau karena gaya
friksi antara bagian gigi yang berkontak dengan benda abrasif. Abrasi
dapat terjadi dari :
- Cara atau teknik menyikat gigi yang tidak tepat,
- Kebiasan buruk seperti menggigit pensil,
- Mengunyah tembakau,
- Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara gigi,
- Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram.
Abrasi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal
dan dengan penekanan berlebihan adalah bentuk yang paling sering
ditemukan.
Gambaran klinis
Biasanya terlihat sebagai cekungan tajam di daerah sepertiga bawah mahkota gigi, di dekat gusi, dengan takikan berbentuk V pada bagian gingiva (gusi) dari aspek fasial gigi. Bila abrasi terjadi akibat penggunaan tusuk gigi, celah atau takikan ini dapat terjadi di celah gigi. Gigi yang paling sering terkena adalah gigi premolar dan kaninus (taring).
Biasanya terlihat sebagai cekungan tajam di daerah sepertiga bawah mahkota gigi, di dekat gusi, dengan takikan berbentuk V pada bagian gingiva (gusi) dari aspek fasial gigi. Bila abrasi terjadi akibat penggunaan tusuk gigi, celah atau takikan ini dapat terjadi di celah gigi. Gigi yang paling sering terkena adalah gigi premolar dan kaninus (taring).
Selain mengganggu penampilan, abrasi
gigi dapat menyebabkan gigi menjadi hipersensitif. Pada sebagian orang,
di daerah tersebut akan terasa ngilu bila terkena minuman dingin atau
bila ada hembusan angin.
Keadaan
ini ditandai dengan terbentuknya suatu cekungan pada bagian leher gigi
atau bagian gigi yang berdekatan dengan gusi dibagian sebelah fasial
dari gigi. Terbukanya lapisan dentin pada bagian yang abrasif akan
menyebabkan tereksposenya dentin gigi yang berwarna kuning
Pengobatan
Pemilihan pasta gigi yang tepat juga dapat memberi dampak yang signifikan terhadap berkurangnya rasa ngilu. Dari penelitian diketahui bahwa pasta gigi yang mengandung potassium sulfat dapat menutup tubuli dentin sehingga rangsang dari luar dapat dihambat.
Perawatan
untuk gigi abrasi tergantung pada keparahannya. Tidak semua keadaan
abrasi membutuhkan perawatan. Bila jaringan gigi yang hilang masih
sangat sedikit namun terasa keluhan seperti ngilu atau sensitif, dokter
gigi akan memberikan perawatan fluor yang dapat digunakan sendiri oleh
pasien di rumah, bisa dalam bentuk gel atau obat kumur. Atau bisa berupa
fluor yang dioleskan langsung pada gigi oleh dokter gigi.
Bila jaringan keras gigi
sudah banyak yang hilang seperti gambar di atas, dapat dilakukan
penambalan dengan bahan tambal sewarna gigi seperti resin komposit.
Dokter gigi juga memberikan semacam pernis yang mengandung fluor untuk
menutupi bagian tersebut, sehingga rasa ngilu akan berkurang dan hilang.Pemilihan pasta gigi yang tepat juga dapat memberi dampak yang signifikan terhadap berkurangnya rasa ngilu. Dari penelitian diketahui bahwa pasta gigi yang mengandung potassium sulfat dapat menutup tubuli dentin sehingga rangsang dari luar dapat dihambat.
Lain-Lain
Guna
mengurangi dampak dan perawatan kondisi abrasi, maka diperlukan usaha
untuk mengurangi melakukan kebiasaan-kebiasaan yang semakin mencetuskan
atau memperparah proses abrasi gigi.
Beberapa kebiasaan yang semakin memperparah abrasi yang harus dikurangi:
- Kurangi kebiasaan menggigit-gigit
benda keras. Seringkali tanpa disadari kebiasaan menggigit pulpen atau
pensil maupun alat tulis lainnya tidak sengaja dilakukan. Kebiasaan
inilah yang harus dicermati untuk
dikurangi.
- Kebiasaan menyikat gigi terlampau
keras juga dapat memperparah dan mencetuskan kondisi abrasi gigi.
Dalam
hal ini, sikapilah dengan melakukan teknik menyikat gigi yang baik dan
benar sesuai dengan yang
dianjurkan. Dalam mendukung hal ini, pemilihan
jenis sikat gigi juga menentukan, seperti memilih jenis sikat
gigi yang
lembut guna mencegah kerusakan lapisan gigi yang berlanjut menjadi
abrasi gigi.
0 komentar:
Posting Komentar