Kalau kita mendengar kata “botox”, yang ada di
pikiran kita kemungkinan besar adalah kulit kencang. Ya memang, botox
dewasa ini sering digunakan sebagai salah satu obat kecantikan. Namun
sebelumnya, marilah kita menelusuri sejarah perkembangan botulinum
toxin ini.
Toksin Botulinum adalah toksin saraf yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Toksin
(racun) ini merupakan salah satu yang paling berbahaya di dunia. Pada
tahun 1950, peneliti menemukan bahwa dengan menyuntikkan toksin
Botulinum ternyata dapat mengurangi kerja otot yang menyebabkan otot
tidak mampu berkontraksi dalam waktu 4 – 6 bulan.
Awalnya, Alan Scott untuk pertama kalinya
menggunakan toksin ini untuk mengatasi juling dan keluhan mata mengedip
diluar kontrol kita (blepharospasme). Namun dewasa ini, ditemukan
kegunaan toksin ini sebagai obat kosmetik. Pada saat penggunaan Botox
untuk kepentingan pengobatan gangguan otot pada mata, ternyata juga
didapatkan berkurangnya kerutan diantara kedua alis mata. Dan setelah
dilakukan serangkaian uji klinik, pada tahun 2002 Botox telah mendapat
ijin untuk digunakan sebagai obat kosmetik.
Gambar : Botox Sebelum dan Sesudah
- Sakit kepala kronik
- Nyeri otot kronik
- Kaku leher
- Blepharospasme
- Keringat yang berlebihan
- Inkontinensia (ketidakmampuan menahan buang air) pada anak-anak
- Kekakuan yang diakibatkan oleh penyakit lain seperti stroke, Parkinson, dan Cerebral Palsy
- Gangguan sendi rahang
- Penyembuhan luka
- Air liur yang berlebihan
- Depresi
- Meningkatkan kecepatan pengosongan lambung
- Kelumpuhan
- Reaksi alergi
- Memar (lebih diakibatkan oleh cara penyuntikannya)
- Gangguan di wajah (senyum yang tidak simetris, kehilangan kemampuan menutup mata, kelopak mata yang turun)
- Kehilangan kemampuan mengunyah makanan yang keras
Untuk kepentingan kosmetik, Botox dibatasi dalam
waktu penggunaannya. Jangka waktu penggunaannya dapat sekitar 6 minggu
hingga 8 bulan. Semakin rendah dosis yang digunakan, semakin rendah
juga derajat keracunannya. Jadi, sebelum kita memutuskan menggunakan
Botox, sebaiknya kita konsultasi dahulu ke dokter kulit agar mendapat
penjelasan yang lebih detail.
Gambar : Botox
0 komentar:
Posting Komentar